Maecenas scelerisque fermentum metus Pellentesque tincidunt, diam eget accumsan posuere, est sapien rhoncus nunc, feugiat fermentum urna arcu ut est. Sed bibendum dolor eu orci. Sed sollicitudin, enim ut malesuada condimentum, mauris nisl ullamcorper ante,...
Nam libero tempore, cum soluta nobis... Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi optio cumque nihil impedit quo minus id quod maxime placeat facere possimus, omnis voluptas assumenda est, omnis dolor repellendus. Temporibus autem quibusdam et aut...
Neque porro quisquam est, qui dolore... Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo...
5 Hukuman Mati yang di Eksekusi Oleh Gajah
Diposting oleh
Uus Saputra
di
09.17
Hukuman
mati oleh gajah adalah suatu metode eksekusi yang selama ribuan tahun
telah dilaksanakan d Asia Selatan dan Tenggara, khususnya di India.
Gajah Asia, digunakan untuk meremukkan, menghancurkan, atau menyiksa
tawanan di depan umum. Gajah-gajah tersebut telah dilatih sehingga mampu
untuk langsung membunuh atau terlebih dulu menyiksa korbannya
pelan-pelan. Metode ini pada zaman dahulu sering membuat ngeri
orang-orang Eropa yang datang ke Asia. Banyak jurnal dan catatan yang
dibuat oleh orang Eropa mengenai metode ini. Ketika bangsa Eropa
menjajah bangsa-bangsa Asia, cara ini mulai dilarang.
Di Eropa sendiri, bangsa Romawi dan Carthage pernah menggunakan cara ini untuk menghukum para prajurit yang memberontak.
1. Asia Barat
Pada
abad pertengahan, eksekusi oleh gajah dilakukan di beberapa wilayah di
barat, termasuk Kekaisaran Bizantium (Romawi timur), Sassanid (Persia),
dan Seljuk (Turki). Seorang Kaisar Sassanid bernama Khosrau II, yang
memiliki 3,000 istri dan 12,000 budak wanita, suatu hari menginginkan
Hadiqah (putri dari Na'aman) untuk dijadikan istri. Namun Na'aman (yang
beragama Kristen) tak mau putrinya memasuki agama Zoroaster. Karena
penolakan ini, Na'man pun dihukum dengan cara diinjak oleh gajah sampai
mati.
Rabbi Petachiah, seorang pengelana dari Ratisbon,
melaporkan seksekusi oleh gajah dilakukan di Mesopotamia utara yang saat
itu dikuasai oleh Seljuk. Di sana, ketika Sultan sudah menyatakan
hukuman mati untuk seseorang, maka ada orang-orang yang akan berkata
pada gajah, "orang ini bersalah." Gajah itu lalu akan mengambil sang
korban dengan mulutnya, melemparkannya tinggi-tinggi dan membunuhnya.
2. Sri Lanka
Pelaut
Inggris bernama Robert Knox pada tahun 1681 pernah ditawan di Sri
Lanka. Di sana dia menyaksikan eksekusi dengan memakai gajah. Knox
mengatakan bahwa Gajahnya memakai suatu besi dengan tiga ujung tajam di
gadingnya. Gajah itu lalu menusuk korbannya dengan besi itu dan
mengacak-acak organ tubuh sang korban.
Diplomat Inggris Sir Henry
Charles Sirr pernah berkunjung ke Sri Lanka dan menceritakan hukuman
mati oleh gajah atas perintah raja Sri Vikrama Rajasinha. Beginilah
kutipan ceritanya:
....Sang pemimpin memberi perintah pada gajah,
'bunuh orang itu!' Sang gajah lalu mengangkat belalainya dan
menginjak-injak tanah. Sang pemimpin lalu berkata, 'Selesaikan
sekarang,' dan sang gajah meletakkan satu kaki di atas kepala korbannya
sementara satu kaki lainnya di atas perut korbannya, dan dengan sekuat
tenaga gajah itu menghancurkan tubuh orang malang itu....
3. India
Di
India, selama berabad-abad gajah telah digunakan untuk menghukum pelaku
kriminal. Manu Smriti atau Hukum Manu, yang ditulis pada 200 M,
menyatakan bahwa jika ada pencurian, maka pencuri tersebut harus dihukum
dengan menggunakan gajah. Pada tahun 1305, Sultan Delhi memerintahkan
eksekusi pada para tawanan Mongol, sang Sultan menyuruh supaya mereka
diinjak oleh gajah di depan umum.
Penggunaan gajah sebagai alat
eksekusi berlanjut sampai abad ke-19. Dalam sebuah ekspedisi di india
pada 1868, Louis Rousselet menggambarkan eksekusi seorang pelaku
kriminal oleh gajah. Dia menceritakan bahwa sang terhukum harus
meletakkan kepalanya di sebuah tumpukan balok, lalu sang gajah akan
meremukkan kepala korban dengan kakinya.
4. Asia Tenggara
pada
zaman dahulu, Gajah digunakan sebagai alat hukuman mati di Burma, juga
di kerajaan Champa. Sedangkan di kerajaan Siam, gajah-gajah dilatih
untuk melempar korban ke udara sebelum menginjak mereka sampai mati.
John Crawfurd menyaksikan eksekusi oleh gajah di Kerajaan Cochinchina
(Vietnam selatan) ketika dia menjadi duta Inggris pada tahun 1821.
Crawfurd menceritakan bahwa pelaku kriminal diikat di kayu, lalu seekor
gajah berlari ke arahnya dan menginjak-injaknya sampai mati.
5. Kekaisaran Barat
Romawi,
Carthage, dan Yunani Makedonia adakalanya menggunakan gajah untuk
eksekusi. Pemberontak, tawanan perang, dan penjahat perang banyak yang
mati di bawah kaki hewan besar ini. Perdikkas, seorang pemimpin
Makedonia, pernah menghukum 300 orang pemberontak dengan cara
melemparkan mereka pada gajah-gajah, yang langsung saja menginjak-injak
tubuh mereka sampai hancur.
Penulis Romawi Valerius Maximus
mencatat bagaimana Jenderal Lucius Aemilius Paulus Macedonicus
melemparkan orang-orang untuk dinjak-injak oleh gajah jika ada yang
melanggar disiplin atau melakukan pemberontakan
0 komentar:
Posting Komentar