Maecenas scelerisque fermentum metus Pellentesque tincidunt, diam eget accumsan posuere, est sapien rhoncus nunc, feugiat fermentum urna arcu ut est. Sed bibendum dolor eu orci. Sed sollicitudin, enim ut malesuada condimentum, mauris nisl ullamcorper ante,...
Nam libero tempore, cum soluta nobis... Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi optio cumque nihil impedit quo minus id quod maxime placeat facere possimus, omnis voluptas assumenda est, omnis dolor repellendus. Temporibus autem quibusdam et aut...
Neque porro quisquam est, qui dolore... Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo...
ALEX KAWILARANG, BAPAK KOPASSUS YANG TAMPAR SOEHARTO
Banyak
pahlawan-pahlawan di negeri ini yang nasibnya tidak mujur. Tidak
dimakamkan di taman pahlawan, tidak mendapat bintang jasa bahkan tidak
diakui sebagai pahlawan.
Pahlawan juga bukan hanya mereka yang
mengangkat senjata melawan penjajah. Banyak pahlawan yang berjasa namun
nasibnya tidak sebaik mereka yang yang namanya dikenang dan dimakamkan
di tempat terhormat.
Salah satu pahlawan tersebut mungkin adalah
Alex Kawilarang. Kolonel (purn) Alex Kawilarang sempat diusulkan untuk
menjadi pahlawan nasional tahun ini. Tapi agaknya belum juga diluluskan
pemerintah.
Alex Kawilarang memiliki peran penting dalam
penyusunan organisasi TNI di awal kemerdekaan. Termasuk membangun
pasukan elite yang kelak dikenal sebagai Kopassus TNI AD.
Di
zaman Belanda, Alex mengikuti pendidikan perwira Koninklijk Militaire
Academie (KMA) di Bandung. Sebenarnya KMA Bandung merupakan sekolah
perwira darurat karena saat itu Belanda telah dikuasai Jerman dalam
perang dunia II. KMA Breda di Belanda pun tutup.
Alex tak lama
menjadi perwira Koninklijke Nederlands Indische Leger (KNIL), atau
Tentara Kerajaan Hindia-Belanda. Tahun 1942, Jepang keburu masuk dan
KNIL dibubarkan. Walau begitu dia tercatat sebagai satu dari sedikit
orang Indonesia yang bisa menjadi perwira KNIL.
Setelah Indonesia
merdeka tahun 1945, Alex bergabung dengan TNI. Awalnya dia menjadi
perwira penghubung dengan pasukan Inggris. Karirnya terus merangkak
naik. Kawilarang dipercaya memimpin ekspedisi TNI menumpas berbagai
pemberontakan di hari-hari awal republik. Mulai dari Operasi Penumpasan
Pemberontakan Andi Azis di Makassar, pemberontakan Republik Maluku
Selatan (RMS), dan Pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan.
Pengalaman
menumpas berbagai pemberontakan ini yang membuat Kawilarang berpikir
perlunya Indonesia memiliki pasukan kecil dengan kemampuan tempur hebat.
Kawilarang begitu kagum akan kemampuan musuhnya, pasukan baret merah
dan hijau Belanda dari Korps Speciale Troepen. Dia banyak berdiskusi
dengan Letkol Slamet Riyadi soal pembentukan pasukan elite ini.
Pada
1951-1956, Kawilarang diangkat sebagai Panglima Komando Tentara dan
Teritorium VII/Indonesia Timur (TTIT) di Makassar. Nah saat itu
Kawilarang melapor pada Presiden Soekarno bahwa kondisi Makassar sudah
aman. Tapi Soekarno malah menunjukkan radiogram yang memberitakan
Makassar diserang pasukan KNIL.
Kawilarang mencari Komandan
Brigade Mataram Letkol Soeharto yang bertugas menjaga Kota Makassar. Dia
kesal melihat anak buah Soeharto malah melarikan diri.
"Lelucon apa ini," kata Kawilarang pada Soeharto. "Plak!" Soeharto pun ditampar.
Saat
menjabat Panglima TT III/Siliwangi, Kawilarang merintis pembentukan
Kesatuan Komando Territorium III (Kesko TT-III) Siliwang bulan April
1951. Kesatuan inilah yang kelak menjadi Kopassus.
Walau merintis
pasukan elite tersebut, baru tahun 1999 Kawilarang diterima menjadi
warga kehormatan Kopassus. Hal ini baru bisa dilakukan setelah Soeharto
lengser.
Kawilarang pernah dianggap bersalah telah menyeberang ke
pihak PRRI/Permesta yang saat itu memberontak pada pemerintah Jakarta.
Tapi Soekarno kemudian mengeluarkan abolisi walau memberikan sanksi
pangkat Brigjen Kawilarang diturunkan menjadi Kolonel. Kawilarang
kemudian memilih mengundurkan diri dari TNI. Padahal bersama Nasution,
Kawilarang banyak memberikan saran dalam membangun TNI.
Saat Orde
Baru, hubungan Kawilarang dan Soeharto tetap kurang harmonis. Soeharto
rupanya belum lupa pernah ditempeleng. Maka Kawilarang hidup sebagai
pengusaha. Dia meninggal 6 Juni 2000, pada usia 80 tahun. Bapak Kopassus
ini dimakamkan di taman makam pahlawan Cikutra, Bandung.
0 komentar:
Posting Komentar