ASAL USUL PREMAN
Diposting oleh
Uus Saputra
di
16.51
[[ Asal Mula Preman ]] Istilah preman yang saat ini kita
gunakan ternyata berasal dari
peninggalan Belanda, alias diambil
dari bahasa Belanda.
Preman berasal dari kata 'vrij'
yang artinya bebas atau merdeka,
dan 'man' yang artinya orang,
sama dengan istilah dalam bahasa
Inggris, free man, orang yang
bebas atau merdeka. Pada zaman kolonial, Orang-orang
seperti ini tidak mau bekerja
sama dengan Belanda dan kerap
kali menjadi membangkang
terhadap pemerintahan kolonial. Mereka ini tidak ingin bekerja
sama dengan pemerintah kolonial
karena memang menolak
penindasan atau karena
idealismenya yang tak ingin
menjadi anjingnya penjajah. Bahkan banyak vrijman atau
preman yang dihubungkan dengan
sejarah pejuang bangsa ini. Sebutan vrijman terdengar sulit di
lidah orang Indonesia khususnya
Jawa dan Melayu. Mereka lalu
menyebut vrijman menjadi preman. Preman memiliki sejarah yang
panjang di Indonesia. Sebab hanya
istilahnya saja yang berganti
hingga akhirnya kata preman
yang hingga sekarang dikenal
orang. Pada masa Hindia Belanda istilah
yang umum digunakan rakyat
Indonesia adalah 'jago', bukan
vrijman atau preman. Istilah yang
mengacu pada ayam jantan ini
tidak hanya melambangkan kejantanan atau maskulinitas,
kemampuan berkelahi tapi juga
mengacu pada orang yang kuat. Walaupun pemerintah kolonial
menganggap jago atau vrijman
sebagai biang keladi dari setiap
kegaduhan yang terjadi, namun
bagi rakyat Indonesia pada saat
itu para jagoan sebenarnya adalah penolong mereka dari
kekejaman para penjajah. Namun seiring berjalannya waktu,
ada jagoan atau jawara yang
lebih mementingkan nafsu dan
materi belaka. Para jago sesat
itulah yang menjadi incaran para
tuan tanah pemilih lahan partikulir untuk dirangkul dan tukang pukul
atau centeng mereka. Tugas
lainnya adalah mereka memunguti
pajak dari rakyat. Sementara
pemerintah kolonial tak ambil
peduli bahkan pemerintah memanfaatkan para jago itu
sebagai informan mencari biang
rusuh masyarakat. Justru para jago sejati yang
gerah terhadap sikap pemerintah
kolonial dianggap mengganggu
keamanan dan ketertiban. Fenomena preman di Indonesia
mulai berkembang pada saat
ekonomi semakin sulit dan angka
pengangguran semakin tinggi.
Akibatnya kelompok masyarakat
usia kerja mulai mencari cara untuk mendapatkan penghasilan,
biasanya melalui pemerasan dalam
bentuk penyediaan jasa yang
sebenarnya tidak dibutuhkan.
Preman sangat identik dengan
dunia kriminal dan kekerasan karena memang kegiatan preman
tidak lepas dari kedua hal
tersebut. Namun kini istilah preman tidak
lagi merujuk pada mereka yang
menolak kolonialisme dan
membantu pribumi, vrijman atau
preman kini justru meresahkan
warga. Pemalakan, kekerasan, penganiayaan dan sejumlah
tindakan kriminal dekat mereka. Lalu jika ditilik dari sejarah
tersebut, masih layakkah mereka
disebut preman? I don't think so...!
peninggalan Belanda, alias diambil
dari bahasa Belanda.
Preman berasal dari kata 'vrij'
yang artinya bebas atau merdeka,
dan 'man' yang artinya orang,
sama dengan istilah dalam bahasa
Inggris, free man, orang yang
bebas atau merdeka. Pada zaman kolonial, Orang-orang
seperti ini tidak mau bekerja
sama dengan Belanda dan kerap
kali menjadi membangkang
terhadap pemerintahan kolonial. Mereka ini tidak ingin bekerja
sama dengan pemerintah kolonial
karena memang menolak
penindasan atau karena
idealismenya yang tak ingin
menjadi anjingnya penjajah. Bahkan banyak vrijman atau
preman yang dihubungkan dengan
sejarah pejuang bangsa ini. Sebutan vrijman terdengar sulit di
lidah orang Indonesia khususnya
Jawa dan Melayu. Mereka lalu
menyebut vrijman menjadi preman. Preman memiliki sejarah yang
panjang di Indonesia. Sebab hanya
istilahnya saja yang berganti
hingga akhirnya kata preman
yang hingga sekarang dikenal
orang. Pada masa Hindia Belanda istilah
yang umum digunakan rakyat
Indonesia adalah 'jago', bukan
vrijman atau preman. Istilah yang
mengacu pada ayam jantan ini
tidak hanya melambangkan kejantanan atau maskulinitas,
kemampuan berkelahi tapi juga
mengacu pada orang yang kuat. Walaupun pemerintah kolonial
menganggap jago atau vrijman
sebagai biang keladi dari setiap
kegaduhan yang terjadi, namun
bagi rakyat Indonesia pada saat
itu para jagoan sebenarnya adalah penolong mereka dari
kekejaman para penjajah. Namun seiring berjalannya waktu,
ada jagoan atau jawara yang
lebih mementingkan nafsu dan
materi belaka. Para jago sesat
itulah yang menjadi incaran para
tuan tanah pemilih lahan partikulir untuk dirangkul dan tukang pukul
atau centeng mereka. Tugas
lainnya adalah mereka memunguti
pajak dari rakyat. Sementara
pemerintah kolonial tak ambil
peduli bahkan pemerintah memanfaatkan para jago itu
sebagai informan mencari biang
rusuh masyarakat. Justru para jago sejati yang
gerah terhadap sikap pemerintah
kolonial dianggap mengganggu
keamanan dan ketertiban. Fenomena preman di Indonesia
mulai berkembang pada saat
ekonomi semakin sulit dan angka
pengangguran semakin tinggi.
Akibatnya kelompok masyarakat
usia kerja mulai mencari cara untuk mendapatkan penghasilan,
biasanya melalui pemerasan dalam
bentuk penyediaan jasa yang
sebenarnya tidak dibutuhkan.
Preman sangat identik dengan
dunia kriminal dan kekerasan karena memang kegiatan preman
tidak lepas dari kedua hal
tersebut. Namun kini istilah preman tidak
lagi merujuk pada mereka yang
menolak kolonialisme dan
membantu pribumi, vrijman atau
preman kini justru meresahkan
warga. Pemalakan, kekerasan, penganiayaan dan sejumlah
tindakan kriminal dekat mereka. Lalu jika ditilik dari sejarah
tersebut, masih layakkah mereka
disebut preman? I don't think so...!
0 komentar:
Posting Komentar